Dilema Sarjana “Muda”

12:56 PM



Kata SARJANA menjadi sebuah kebanggaan bagi setiap orang yang telah menyelesaikan jenjang perkuliahan di kampusnya. Sarjana menjadi sebuah kata azimat (Hayati) yang menjadi kebanggaan (Zainuddin) bagi setiap orang yang mengalaminya. Titel sarjana biasanya identik dengan orang hebat, pintar, sukses, dan bahkan terpandang. Gimana nggak hebat, pintar, sukses, dan terpandang, untuk mendapatkan gelar itu saja orang harus menunggu selama 4 tahun lamanya atau bahkan ada yang lebih dari itu. nggak hanya nunggu saja, mereka harus nyelesein tanggungan studi dan tugas akhir (Skripsi), setelah selesai itu semua barulah mereka akan menjadi seorang sarjana. Tapi bukan hanya itu saja, mereka juga harus mengikuti prosesi wisuda, nah sebelum menjadi sarjana mereka harus mengikuti prosesi wisuda dan mereka baru disebut wisudawan bagi laki-laki, dan wisudawati bagi perempuan. Setelah menjadi wisudawan/ti barulah mereka disebut SARJANA. Kata kebanggaan nan elok didengarnya. Hmmmm.... emang susah ya jadi sarjana... Dibalik itu semua ternyata ada sebuah fenomena yang unik nan nyelekit yang mungkin beberapa orang pernah ngalamin.
Kisah ini berawal dari seorang mahasiswa yang menggebu-gebu untuk cepat menyelesaikan masa kuliahnya dan ingin cepat-cepat mendapat gelar SARJANA. Lah..lah..Wooyy ini bukan kisah atau cerita, tapi hanya sebuah curahan artikel aja, jangan cepet mutisi...”. Huft... Mohon maaf ada kesalahan teknis dikit, yok kita lanjut lagi!.
Kebanyakan mahasiswa ingin cepat menjadi seorang sarjana dan berekspektasi dengan sangat  menjanjikan dalam benaknya apabila cepat menjadi sarjana. Ada yang berekspektasi “Jika aku cepet jadi sarjana maka aku akan menjadi orang yang berprestasi dengan usiaku yang masih muda aku akan menjadi sarjana termuda”, ada juga yang berekspektasi seperti ini “Jika aku cepet jadi sarjana aku akan cepet mendapatkan pekerjaan dan aku akan menghasilkan uang” ada juga “Jika aku cepet jadi sarjana, aku akan cepet ngelanjutin study S2 dan aku akan menjadi mahasiswa pascasarjana termuda dan akan menjadi kebanggaan semua” ada juga yang lebih parah “Jika aku cepet jadi sarjana, aku akan menjadi wisudawan/ti terbaik dengan IPK cumlaude dan dapet selempang dengan predikat terbaik atau cumlaude”. Alangkah indahnya ekspektasi yang setiap kita bayangkan, manis terasa dalam bayangan dan indah dalam pengharapan.
Nah dari apa yang aku sebutin itu, kalian pernah nggak sih ngebayangin itu semua tapi setelah itu gak sesuai dengan ekspektasi kita?
Berekspektasi itu perlu, tapi apakah kita perlu ngerealisasiin itu semua? Bagi ku bukan masalah perlu atau gak perlu yang penting jalanin aja apa yang sedang kita alamin. Jangan takut untuk tidak lulus cepat, jangan takut untuk tidak mendapat IPK cumlaude, predikat terbaik, termuda, dan apa lah itu yang manis-manis, eits.. jangan banyak makan yang manis-manis om nanti diabetes loh... yang penting kita udah ngejalanin usaha semaksimal mungkin dan hasilnya biarlah Sang Maha Pencipta yang menentukan. Karna Tuhan gak bakalan salah ngasih nasib kepada setiap makhluknya.
Jika udah ngelewatin tahap wisuda yakin lah jangan dulu berfikir manis, tapi kamu harus berfikir pahit bahkan lebih pahit dari pada kopi tanpa gula...hehe gimana gak pahit, setelah itu mungkin kamu gak bakal lagi dapet fasilitas penunjang dari orang tua, kamu gak bakal lagi dapet kiriman.. kamu mungkin gak bisa lagi minjem duit sama temen kos saat kamu lagi bokek gak ada duit... maka.. kamu harus berfikir gimana caranya ngejalanin hidup ini setelah wisuda nanti. Nah bagi kalian yang belum wisuda maka berfikir lah mulai dari sekarang gimana cara ngejalanin hidup ini setelah kuliah.
Ada yang bilang kehidupan selama kuliah adalah kehidupan percobaan, kalo diibaratkan dalam dunia tanam-menanan secara kultur in-vitro kamu sedang memasuki tahap Aklimatisasi yaitu penyesuaian diri untuk menghadapi kehidupan yang sebenarnya.
Ngomongin Sarjana muda jadi teringat lagunya bang Iwan Fals lirik nya cukup ngena dihati kalo kita dengar “engkau sarjana muda sibuk mencari kerja tak berguna Ijazahmu, empat tahun lamanya bergelut dengan buku tuk tentukan masa depan...
Memang bener dan sepakat dengan lirik lagu itu, menurutku lagu itu ngegambarin kebanyakan sarjana yang gagal dalam ngerancang kehidupannya ketika dia masih menjadi mahasiswa. Menjadi wisudawan memang jadi kebanggaan dan berasa kita adalah orang yang paling sukses dan paling gagah, tapi percayalah itu semua hanya sementara dan mungkin akan terasa seminggu sampai dua minggu aja dan setelah itu tiba-tiba kepala kita jadi migren dan kadang sampai vertigo... mau ngapain habis ini, nyari kerja gak dapet-dapet, pengen wirausaha gak punya modal, mau S2 gak punya biaya. itu bagi yang gagal dalam ngerancang kehidupannya ketika dia masih menjadi mahasiswa. Kita bakal bingung mau kemana hidup ini harus dilanjutkan, “harus kemanakah aku berlabuh”...
Naahh... gimana.... dilema kan jadi sarjana!, apalagi jadi sarjana muda, umur belum cukup tapi udah jadi sarjana. Kalau kita lihat pada fase kehidupan menurut psikologi kehidupan fase manusia itu akan dibagi menjadi beberapa fase menurut WHO (Word Healt Organization) yaitu umur 1 – 5 fase balita, dia cenderung melakukan apapun yang dia lihat. Umur >5 – 13 fase kanak-kanak, pada fase ini manusia cenderung berimajinasi dan cenderung belum mencari jati diri. Pada >13 – 23 fase pubertas, manusia mencari jati diri, mulai tertarik dengan lawan jenis dan cenderung memiliki jiwa yang belum stabil. Umur >24 fase dewasa, mereka cenderung udah bisa ngendaliin dirinya walaupun badai menerpa nya, cenderung tidak mudah terpengaruh oleh orang lain karena cenderung sudah bisa menyeimbangkan dirinya.
Nah setelah tau itu semua kita milih target wisuda diusia berapa? Semua tergantung pada dirimu dan kesiapan dirimu mau wisuda kapan? Jangan sampai secara psikologi kita belum siap wisuda tapi kita menggebu-gebu pengen cepet wisuda ya... hasilnya mungkin gak bakal maksimal. Tentuin nasib mu dari sekarang ya guys... apalagi kalo kamu masih jadi mahasiswa alias belum wisuda walau semester udah tua, rancang secantik mungkin kehidupanmu setelah wisuda tentuin step by step nya dan jangan lupa minta doa restu sama orang tua semoga ISTIQOMAH ngejalanin rancangan yang udah dibikin. Semoga sukses.......

You Might Also Like

0 komentar

yakubsaroni.blogspot.co.id

Copy Right 2020