Dibalik Layar Wisuda

3:45 PM

Kisah pengerjaan tugas akhir yang diambil dari pengalaman pribadi


Penelitian merupakan suatu hal yang wajib bagi mahasiswa yang sudah menginjak semester akhir. Banyak sekali fenomena dikalangan mahasiswa semester akhir yang mungkin kesulitan membuat tugas akhir nya, banyak trouble yang berbeda-beda dialami oleh setiap mahasiswa yang mengakibatkan mereka harus menambah biaya SPP dan harus menambah semesterannya. Padahal secara normal perkuliahan strata 1 hanya sampai 8 semester saja. Berdasarkan pengalaman dan banyak informasi yang saya dapatkan dari kakak senior atau pun dosen ditempat saya berkuliah paling tidak selalu ada setiap angkatan yang harus terlambat meraih kelulusannya. Termasuk Saya sendiri yang harus menempuh perkuliahan sebanyak 9 semester yang dikarenakan banyak sekali kendala tektek bengek yang dihadapi. Berdasarkan pengalaman itulah saya bermaksud menuangkannya pada tulisan ini. Mudah-mudahan teman-teman khususnya fakultas pertanian UMY bisa mendapatkan gambaran untuk mengerjakan skripsi dan mempersiapkannya secara matang.

Berwacana

Pada waktu itu kalau tidak salah saya masih menginjak semester 4 dan kebetulan pada semester tersebut ada mata kuliah metopen, mata kuliah tersebut mewajibkan setiap mahasiswa untuk memiliki topik yang harus dibuat sebagai judul skripsi. Pada mata kuliah ini kita semua diwajibkan menyusun sebuah proposal penelitian. Proposal pun saya susun kalau tidak salah judul proposal waktu itu “Formulasi Kotoran Cacing dan Lumpur Kolam Sebagai Biodekomposer Pengomposan Sampah organik Seresah Daun” ini adalah proposal pertama yang berhasil saya susun sebagai tugas pada matkul metopen. Sebenarnya setiap proposal yang disusun dianjurkan harus menjadi calon judul tugas akhir tetapi pada akhirnya judul itu harus kandas lantaran tidak sesuai dengan jalan fikiran saya ketika menginjak semester 6. Akhirnya ketika ada workshop metopen di semester 6 saya membawa topik baru yang diajukan dengan judul “Uji Efektifitas Tepung Bulu Ayam Sebagai Sumber Nitrogen Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (zea mays l. Saccharata) di Tanah Regosol” hingga akhirnya judul ini lah yang menghantarkan saya mendapatkan gelar Sarjana Pertanian (S.P.).
Dari manakah didapatkan judul itu?
Awalnya saya melihat sebuah fenomena lingkungan sosial yang berada di kampung halaman. pada waktu itu ketika semester 6 saya pulang kampung dan ketika dirumah sempat berdiskusi dengan kakak ipar soal permasalahan limbah yang berada di kampung halaman. Kebetulan di kampung halaman masyarakatnya mayoritas berprofesi sebagai pedagang ayam potong bahkan terkenal dengan sentralnya pedagang ayam potong. Dari semua itu saya melihat fenomena penanganan limbah ayam potong tersebut yang belum termanfaatkan dan bahkan mencemari lingkungan, khususnya limbah bulu ayam. Nah dari cerita itu lah saya mencoba memikirkan bagaimana mengatasi solusi tersebut. Sebelum permasalahan ini dibawa ke dosen (Pak Mul) saya bercerita terlebih dahulu kepada orang tua yang kebetulan beliau adalah seorang petani di kampung. Beliau sering menggunakan limbah bulu ayam untuk dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman pohon pisang tetapi cara penggunaannya hanya ala kadarnya saja, beliau hanya menguburnya di sekeliling pohon pisang tersebut. “Kata bapak saya sih limbah bulu ayam ini menunjukan hasil yang baik pada pertumbuhan pohon pisang”. Dari situlah saya mulai yakin bahwa limbah bulu ayam ini bisa dimanfaatkan khususnya dalam dunia pertanian.

Pengajuan Judul Skripsi

Setelah masuk kuliah semester 6 waktu itu ada workshop metopen yang mewajibkan setiap mahasiswa Agroteknologi seangkatan saya harus mengajukan judul untuk dijadikan proposal penelitian. Awalnya belum begitu yakin dengan topik yang didapatkan dari kampung halaman, saya pun mencoba mengajukan judul dan topik yang berbeda tetapi judul dan topik itu ditolak oleh dosen (Pak Mulyono). Setelah beberapa saat merenung kembali untuk memutar fikiran ini dan itu, hingga akhirnya terfikir untuk kembali kepada topik awal tentang fenomena limbah bulu ayam yang berada di kampung halaman tersebut. Saya coba mengajukan kembali topik dan judul kepada dosen (pak Mul) dan tanpa pikir panjang beliau langsung menerima usulan itu dan disuruhnya saya untuk menceritakan permasalahan limbah bulu ayam tersebut. Kemudian setelah itu saya diberi sebuah referensi berbahasa inggris yang menunjukan kandungan Nitrogen limbah bulu sebesar 12 % N. Setelah coba baca-baca referensi tersebut maka semakin yakin dan tertarik untuk mengolah limbah bulu ayam untuk jadikan sebuah skripsi.
Kemudian saya coba cari jurnal-jurnal, artikel, dan buku yang memuat soal limbah bulu ayam. Saya menemukan sebuah referensi yang menuliskan bahwa limbah bulu ayam yang di olah menjadi tepung mempunyai kandungan N total sebesar 12%. Dari beberapa referensi semua mengatakan hal yang sama seperti demikian.
Mulailah saya coba merangkai judul dan proposal, entah berapa kali bimbingan ke pak Mul untuk menyempurnakan judul dan proposal yang hingga akhirnya proposal pun selesai dikerjakan dan diseminarkan dalam seminar proposal penelitian.

Menyusun Proposal

Menyusun proposal penelitian merupakan bagian penting dalam mengerjakan skripsi. Jika proposal kita baik maka hasil skripsi kita pun baik begitupun sebaliknya. Dalam menyusun proposal berdasarkan pengalaman, paling tidak saya melakukan bimbingan secara formal sebanyak 9 kali dan bimbingan non formal entah berapa kali tidak terhitung. Saya melakukan bimbingan proposal mulai dari pertengahan semester 6. Menyusun proposal ternyata tidak semudah yang  dibayangkan, bahkan menurut saya lebih rumit dalam menyusun proposal dari pada menyusun hasil dan pembahasan. Proposal skripsi terdiri dari tiga bab yaitu bab I (Pendahuluan), bab II (Tinjauan pustaka), bab III (Tata cara penelitian/Metodologi penelitian). Kebetulan penelitian saya menggunakan cara penelitian kualitatif.
Dalam penyusunan proposal banyak sekali kendala-kendala yang  dialami, mulai dari kekurang fahaman terhadap konsep dasar penelitian yang mengharuskan saya belajar kembali secara mandiri matkul metopen. Nah buat kalian yang mau penelitian jangan lupain matkul metopen ya... karna itu penting baget buat kalian. Jika kalian lupa boleh deh kalian belajar lagi secara mandiri supaya faham konsep dasar penelitian supaya tidak seperti apa yang saya alami. Kemudian banyaknya kegiatan yang saya ikuti diluar kampus menjadi salah satu kendala yang harus dihadapi, so.. jika kalian punya banyak kegiatan di luar perkuliahan jangan lupa atur waktu kalian seefisien mungkin supaya bisa beriringan antara nyusun proposal sama kegiatan kalian itu.
Berdasarkan pengalaman tersebut saya harus menempuh masa penyusunan proposal sampai 1 semester lamanya. Bagi saya itu adalah waktu yang sangat lama untuk menyusun sebuah proposal penelitian.

Seminar Proposal

Saya melaksanakan seminar proposal sekitar bulan februari 2016 yaitu tepatnya ketika sudah menginjak semester 8, waktu yang sangat mepet sekali bagi yang ingin mengejar wisuda di periode pertama (bagi mhs agroteknologi). Biasanya yang melakukan penelitian kualitatif membutuhkan waktu yang cukup lama, saya sendiri membutuhkan waktu selama 2 bulan di lapangan untuk proses pengambilan data hasil penelitian.
Seminar proposal alhamdulilah lancar ramai pesertanya dan dosennya pun lengkap. Ketika akan seminar proposal hal yang paling ribet menurut saya menentukan jadwal yang tepat dan pas, karena kita harus menyesuaikan jadwal dosen pembimbing utama dan pembimping ke-2/pendamping. Hal yang perlu disiapkan dalam seminar proposal yaitu, waktu, tempat, proposal yang udah fix, snack box kalo ada. Jangan lupa kita daftar dulu ya di TU Prodi (Pak Sarwono) setelah daftar nanti kita bakal dikasi berkas-berkas kelengkapan seminar dari TU Prodi, mulai dari surat undangan sampai form penilaian, jangan lupa semua itu diberikan kepada dosen pembimbing kita!.
Pada seminar proposal biasanya banyak sekali kita dapatkan masukan-masukan dari peserta ataupun dosen, hal ini dapat menyempurnakan proposal kita. Proposal saya juga banyak sekali mendapatkan masukan dari peserta dan dosen. Berkat masukan tersebut proposal semakin sempurna, metodologi penelitian ketika itu masih sangat amburadul ketika mendapatkan banyak masukan dari dosen lalu disempurnakan lah pada seminar tersebut. Setelah seminar proposal biasanya kita diwajibkan untuk mengumpulkan proposal hasil revisian pada seminar proposal tersebut, saya sarankan proposal segera dikumpulkan setelah direvisi dan acc supaya kita tidak punya tanggungan berganda.

Persiapan Bahan dan Lahan

Ternyata proses dilapangan/lahan tidak semulus dengan apa yang saya pikirkan banyak sekali kendala-kendala yang harus dihadapi, mulai dari persiapan lahan, bahan, dan alat. Paling tidak semua itu menghabiskan waktu selama 2 bulan setelah seminar proposal hanya untuk persiapan saja. Karena kebetulah bahan yang dibutuhkan yaitu (limbah bulu ayam) cukup susah untuk diolah menjadi tepung bulu ayam. saya harus memutar otak dan mencari cara untuk mengolahnya. Karena kebetulan di daerah Yogya tidak ada mesin penggilingan yang bisa mengolah limbah bulu ayam. Saya cari informasi dari internet, dari sumber youtube dan website tapi tidak menemukan mesinnya. Sempat pergi ke fakultas Peternakan UGM, saya mendapatkan informasi bahwa disana terdapat mesin penggilingannya. Maka saya pun coba berangkat. Tetapi semua itu tidak membuahkan hasil yang manis. saya datang ke salah satu lab yang berada di fakultas peternakan UGM waktu itu ditemani kawan (Rizky SA) untuk menemui laborannya dan coba berkomunikasi dengannya. Kemudian saya ditunjukan sebuah mesin penggilingan biji terlihat mesin itu sudah agak tua dan jarang dipakai karna banyak sekali sarang laba-laba didalamnya. Sempat dijanjikan oleh bapak laboran bahwa mesin tersebut masih bisa dipakai dan jika jadi mengolah limbah bulu ayam saya disuruh menghubunginya kembali. Tapi apalah daya janji hanyalah sebatas janji, beberapa kali saya coba menghubungi kembali tetapi laboran tersebut mengatakan bahwa mesin belum bisa digunakan karena operator nya sedang sakit akibat kecelakaan dalam bekerja sehingga mesin itu belum bisa digunakan. Entah berapa kali saya coba hubungi tetapi masih beralasan yang sama.
Tetapi tidak putus disitu, saya coba cari cara dan informasi lain untuk bisa mengolah limbah bulu ayam tersebut. Hingga suatu ketika teringat bahwa saya mempunyai kenalan di suatu kampung di kulonprogo walaupun dulu belum begitu kenal tetapi saya coba nekat untuk menemuinya. Kebetulan kampung tersebut pernah saya gunakan untuk kegiatan DAD IMM FE UMY. Saya pun langsung menemui seorang bapak pemilik sebuah mesin penepung biji-bijian kebetulan beliau orang nya baik dan mesin yang ia miliki pun jarang ia gunakan. saya pun mengolah limbah bulu ayam di sana, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan yang harapkan. Bulu ayam yang digiling tidak hancur menjadi tepung tetapi malah menjadi gumpalan-gumpalan halus seperti kapas. Dengan hasil gilingan tersebut saya coba konsultasikan ke dosen pembimbing (Pak Mul) walaupun pada akhirnya pak mul membolehkan hasil yang saya olah untuk diaplikasikan pada tanaman tapi saya belum merasa puas dengan hasil tersebut. Oh ya.. sebelumnya saya pernah mencoba mengolah bulu ayam tersebut dengan cara manual yaitu dengan cara ditumbuk dengan menggunakan batu. Hasilnya memang berhasil berubah menjadi tepung akan tetapi tidak efisien secara waktu dan tenaga sehingga saya berfikir untuk mencari cara lain dengan cara seperti apa yang disebutkan diatas.
Tidak puas dengan itu saya mencari informasi kembali untuk mencari produk yang sudah menjadi tepung bulu ayam. ketika itu saya melihat sebuah video di youtube ada sebuah pabrik dengan mesin penggilingan yang sangat besar sedang melakukan aktifitas pembuatan tepung bulu ayam, setelah saya coba kepo-kepo komen pada laman komen videonya didapatkan informasi bahwa lokasi tersebut berada di daerah garut jawa barat. Dengan spontan saya langsung meminta kontaknya dan menanyai pemiliknya hingga akhirnya melakukan transaksi jual beli tepung bulu ayam yang sudah jadi secara online. Kalau tidak salah setelah 2 minggu pemesanan barulah barang sampai ke kosan, saya memesan tepung bulu ayam sebanyak 5 kg harganya cukup murah yaitu Rp. 4.500/kg tetapi ditambah biaya pengiriman dan upah pembuatan pekerja maka saya membayarnya secara total dengan harga Rp. 150.000.
Setelah mendapatkan kiriman paket bulu ayam tersebut saya coba konsultasikan kembali kepada pak Mul dan beliau pun menyuruh untuk mengecek kandungan Nitrogen tepung bulu ayam tersebut di Lab. Setelah di cek ternyata kandungan Nitrogennya cukup tinggi yaitu sebesar 11,51%. Hingga akhirnya sayapun disuruh untuk mencoba mengaplikasikannya pada tanaman. Sambil persiapan bahan tersebut juga menyambi mempersiapkan lahan, jangan sangka gampang ya mempersiapkan lahan, karna membutuhkan kegigihan dan ketangguhan, apalagi kalo gak ada temen yang bantuin terpaksa deh kita harus ngerjain sendiri. kebetulan saya cukup banyak teman dan teman-teman cukup arif. Mereka membantu saya mempersiapkan lahan dengan suka rela. “Pokoknya terimakasih banyak buat kawan-kawan yang udah bantuin penelitian. Semoga menjadi amal jariyah atas tenaga yang telah dikeluarkan. Amiiinn”.

Menanam di Lapangan/Lahan

Tanaman yang dijadikan percobaan yaitu tanaman jagung manis varietas sweet boy. Memilih varietas tersebut karena umur nya lebih pendek dari jagung biasanya. Umur panen untuk varietas tersebut hanya sekitar 65 hari saja.

Ketika itu saya memulai menanam sekitar akhir bulai mei 2016 tepatnya tanggal 28 mei 2016 “tepat sehari atau dua hari gitu... sebelum bulan ramadhan”. Saya menanam dilahan percobaan baru milik fakultas pertanian UMY. Menanam dengan menggunakan media tanah regosol yang ditempatkan kedalam polibag dengan ukuran 45x45 cm dengan berat tanah rerata sekitar 14,7 kg/polibag. Saya dapatkan tanah tersebut dari hasil mencangkul di sekitaran lokasi lahan percobaan karena kebetulan jenis tanahnya regosol. Tidak lupa juga membuat sungkup dari plastik untuk pelindung tanaman dari hujan dan cuaca ekstrim. Lahan yang  digunakan hanya sekitar 50 m2.
Menanam dan memelihara tanaman percobaan harus membutuhkan jiwa yang tangguh dan kesabaran yang tinggi karena kamu mungkin akan mengalami kejadian-kejadian yang tak terduga, mulai dari kondisi lahan kalau tiba-tiba lahan kebanjiran kamu harus tetap siaga dengan lahan percobaanmu, dari cuaca ekstrim yang mungkin terjadi hujan dan badai yang bisa merusak tanaman dan ekosistem yang mungkin banyak hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Maka tips dari saya kamu harus benar-benar menyayangi tanaman percobaanmu sebisa mungkin kamu perhatikan dan pelihara baik-baik dan kalau bisa kamu tengokin setiap hari. Sesuai dengan apa yang dialami selama dilapangan saya mendadak menjadi orang yang rajin nongkrong di sawah, paling tidak jika senggang setiap hari saya pergi ke lahan hanya untuk melihat-lihat tanaman dan mewajibkan diri untuk pergi ke lahan setiap 2 hari sekali untuk menyiram tanaman.
Cobaan dan rintangan dihadapi selama proses penanaman dan pemeliharaan. Mulai dari tanaman mati sehingga harus menyulamnya dan tanaman terkena hama penyakit sehingga harus menyemprot dan mencabutnya supaya tidak menular pada tanaman lainnya sampai pernah suatu ketika sungkup pelindung tanaman ambruk sebagian lantaran terkena hujan angin yang mengakibatkan beberapa tanaman jagung rusak karena tertimpa sungkup. Tetapi berkat kesabaran dan kegigihan maka “habis gelap terbitlah terang” semua itu alhamdulillah dapat dihadapi hingga akhirnya saya memanen tanaman jagung tersebut. Setelah dipanen tanaman harus dianalisis mulai dari akar sampai ujung tanaman di laboratorium penelitian fakultas pertanian UMY, dengan tetek bengek parameter penelitian yang saya buat.
Alhamdulillah semua itu dihadapi dengan sangat bersahaja berkat bantuan teman-teman seperjuangan (Imam Susila, Eko, Badra, Udin, Teguh, dll). Data hasil penelitian pun sudah berada ditangan, maka setelah itu tinggal menulis hasil dan pembahasan.

Menyusun Pembahasan (BAB IV)

Menurut saya menyusun Hasil dan Pembahasan (BAB IV) tidak sesulit dan segigih ketika menyusun proposal dan ketika proses di lapangan. Yang perlu kita siapkan hanya waktu dan tempat yang sunyi untuk merangkai kata demi kata. Kenapa tidak sulit? Karena jika kita sudah terbiasa menulis, banyak membaca jurnal dan skripsi orang lain maka kita tidak akan menghadapi kesulitan sedikitpun untuk menyusun BAB IV. Kenapa demikian? Karena secara materi kita sudah memiliki data hasil penelitian dengan data tersebut lah sebagai bahan kita untuk merangkai kata-kata manis nan bijak.. tapi jangan seperti pujangga ya nyusun kata-katanya...! karena bentuk tulisan dalam skripsi harus menggunakan tutur bahasa ilmiah. Maka mulai dari sekarang coba deh kalian berlatih merangkai kata-kata seilmiah mungkin.
Untuk penyusunan bab IV ini paling tidak membutuhkan waktu selama 10 hari saja itu sudah termasuk menganalisis data dan layouting page skripsi. 10 hari itu tidak saya habiskan hanya untuk skripsi..! saya mengerjakan skripsi hanya pada malam hari saja. Karena menurut saya waktu yang paling efektif mengerjakan skripsi yaitu pada malam hari. Kalian juga harus rela bergadang setiap hari untuk menghasilkan karya tulis ilmiah alias skripsi yang maksimal dan memuaskan.
Setelah selesai mengerjakan semuanya kemudian bimbingan kepada pak Mul (dosen pembimbing utama saya). Sampai beberapa kali saya mondar-mandir bimbingan pada dosen pembimbing utama dan pendamping hingga sampai lah tahap finishing penyusunan laporan. Kemudian dibawa hasil tersebut pada seminar hasil penelitian.

Seminar Hasil Penelitian

Seminar hasil penelitian merupakan tahap hampir akhir (Near ending process) dalam perjalanan menjemput kelulusan. Ketika seminar hasil beruntunglah karena waktu itu saya melaksanakan seminar bersama taman (Novia Utami) yang kebetulan dia juga satu bimbingan dosen utama maupun pendamping. Berkat hal ini paling tidak saya punya partner untuk mempersiapkan seminar mulai dari persiapan tempat, nasi kotak, mengundang dosen dan mahasiswa.
Sebelum seminar hasil jangan lupa mendaftar terlebih dahulu ke TU Prodi (Pak Sarwono) pengurusannya sama persis seperti seminar proposal jadi tidak perlu saya ceritakan lagi..! pada seminar hasil kali ini jumlah peserta cukup banyak, hal ini karena undangan disebar pada media sosial kepada teman-teman kuliah dan organisasi, nah supaya tidak sepi peserta seminar temen-temen harus pinter-pinter ngundang mahasiswa..! supaya seminarnya ramai dan tidak garing..
Seminar hasil berlangsung lancar dengan membuat forum panel dengan teman, jadi gantian deh saat saya sedang menyampaikan materi dia jadi operator begitu pun sebaliknya. Ini menjadi salah satu keuntungan jika ngajak temen untuk seminar bareng karena kita bisa saling melengkapi satu sama lain, bisa saling bantu menjawab pertananyaan yang kita kurang faham. Pokoknya saya sarankan jikalau mau seminar mending ngajak temen untuk seminar bareng. Tapi kalo pun gak ada temen ya gak usah nunggu temen untuk kita ajak ntar malah kelamaan.. sendiripun tak masalah kalau kita sanggup nyiapin segala tektek bengek nya. Seminar hasil penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 september 2016 tepat ketika menginjak semester 9. Durasi waktu seminar pun tak begitu lama kurang lebih sekirat 2 jam saja itu sudah termasuk diskusi panel.
Dari seminar hasil tersebut tidak begitu banyak mendapatkan masukan yang cukup berarti yang dikarenakan semua materi sudah saya persiapkan dengan matang sebelumnya. Untuk mematangkan materi temen-temen harus sering-sering bimbingan dengan dosen pembimbing, harus rajin ketemu kalau bisa setiap hari karena biasanya kebanyakan mahasiswa sulit untuk menghadapi dosennya dan bahkan untuk janjian bimbingan pun tak mampu. Saya sarankan juga sebelum kalian mau mengajukan judul skripsi kalian cari dosen yang sekiranya enak dan nyambung kalau kalian ajak berdiskusi atau bahkan bisa kalian ajak curhat. Jangan maksain ingin sama dosen tertentu kalau kalian gak bener-bener kenal dengan dosen tersebut supaya dalam perjalanan pengerjaan skripsi bisa berjalan dengan lancar.

Sidang Pendadaran

Sidang pendadaran adalah hal yang paling menentukan kelulusan, tapi beruntunglah kalian bagi yang kuliah di fakultas pertanian UMY karena kalian sudah ditempa sebelumnya pada seminar hasil penelitian sehingga kalian hanya tinggal mengulanginya kembali persis seperti seminar hasil. Tetapi yang membuat beda kita akan dihadapkan dengan tiga dosen sekaligus yang terdiri dari dosen pembimbing utama, pendamping, dan dosen penguji. Tapi jangan anggap sidang pendadaran itu sangar atau angker sehingga bisa bikin copot jantung.. saya yakinkan kalian pasti bakalan lulus kok..! asalkan kalian persiapkan semuanya mulai dari pemberkasan, menyempurnakan naskah skripsi sampai persiapan materi dalam bentuk power point. Kemudian pakailah pakaian formal, seperti kemeja putih pakai dasi, celana kain hitam dan sepatu pentopel hitam supaya terlihat rapi dan meyakinkan penguji.
Pada sidang pendadaran yang saya alami alhamdulillah diberi kemudahan untuk menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh setiap dosen penguji. Pertanyaan yang dilontarkan tidak jauh dari isi materi skripsi. Jadi saya sarankan kalian harus memahami sedalam mungkin isi materi skripsi kalian sebelum ujian pendadaran insya alloh jika kalian menguasainya maka akan kalian dapatkan kemudahan untuk menghadapi serangan pertanyaan dari penguji skripsi kalian.
Sidang berlangsung selama 1,5 jam, waktu itu dimulai pada jam 15.30 dan berakhir jam 17.00 WIB. Pada tanggal 1 November 2016 di ruang ATC (Agriculture Training Center) dengan dewan penguji skripsi yaitu pembimbing utama (Ir. Mulyono, M.P.) pembimbing pendamping (Ir. Hariyono, M.P.) dan anggota penguji (Dr. Ir. Gatot Supangkat, M.P.). semua dosen memberikan pertanyaan sesuai dengan porsi dan kapasitasnya dan tentunya tidak lepas dari isi materi skripsi yang diujikan.
Setelah berakhir proses sidang, kemudian saya disuruh untuk keluar sejenak untuk menunggu hasil keputusan dosen dari hasil sidang tersebut. Hanya menunggu beberapa menit saja saya pun dipanggil kembali ke dalam ruangan dan kemudian dosen memberitahukan hasil sidang yang menyatakan bahwa saya telah lulus dalam ujian akhir/sidang pendadaran. Dosen-dosen pun menyalami dan memberikan selamat. Alangkah bahagianya saat dosen memberikan selamat dan menyalami. Dari situ lah perjuangan berakhir dan memuahkan hasil. Tapi setelah itu saya harus menyempurnakan kembali naskah skripsi karena banyak sekali masukan-masukan ketika ujian pendadaran. Setelah beberapa kali perbaikan cara penulisan, layout dan lain-lain berselang waktu 2 bulan barulah saya mencetak skripsi sekaligus menjilidnya kemudian dikumpulkan ke masing-masing tempat yaitu ke setiap dosen pembimbing, perpus UMY dan ruang referensi FP UMY dan juga mengumpulkan soft file yang diburning dalam CD.
Pada selang waktu 2 bulan tersebut saya juga melakukan pendaftaran yudisium. Ngurusin berkas yudisium cukup merepotkan karena banyaknya berkas yang harus dikumpulkan ke TU mulai dari blangko pendaftaran wisuda, surat bebas perpus DIY, surat bebas perpus UMY, Syahadah baca Alquran, sertifikat toefl, slip pembayaran ujian, foto copy ijazah SMA (legalisi), foto copy akte kelahiran (legalisir). Alhamdulillah semua berkas dapat dikumpulkan tepat pada waktunya. Disarankan sebelum ujian kalian persiapkan semua berkas-berkas tersebut supaya ketika mau daftar yudisium kalian tidak kewalahan untuk mengumpulkan semua berkas tersebut.

Yudisium dan Wisuda

Saat yang paling menyenangkan selama perjuangan mengerjakan skripsi adalah saat yudisium dan wisuda. Yudisium yaitu acara pelulusan yang dilaksanakan oleh setiap fakultas. Ketika yudisium biasanya kita diberi surat keterangan lulus sarjana. Di acara tersebut hanya berisi pengumuman predikat kelulusan dan maaf-maafan dari dosen dan mahasiswa karena ini awal dari perpisahan kita.. ketika itu jumlah peserta yudisium Agroteknologi hanya berjumlah 20 orang saja tidak begitu banyak karena ini adalah yudisium di periode ke 2 wisuda. Biasanya prodi membuka waktu yudisium setiap bulan jika ada mahasiswa yang hendak lulus. Dulu sempat terfikir untuk melaksanakan yudisium duluan dari teman-teman tetapi saya fikir lagi rasanya kurang asik jika yudisium hanya bersedikit saja. Hingga akhirnya ikut yudisium pada tanggal 6 januari 2017 bersama teman-teman seangkatan yang lulus diperiode ini. Paska yudisium kita sempat foto bersama.
Pada tanggal 11 februari 2017 barulah wisuda, ini merupakan hari yang sangat bersejarah menurut saya karena hanya sekali dalam seumur hidup. Jumlah wisudawan pada periode ini berjumlah 944 orang dari semua jurusan dan program. Yaitu 30 dari program vokasi, 824 S-1, 85 S-2, dan 5 dari S-3. Kebanggaan saat wisuda yaitu ketika kita dilihat oleh orang tua kita atas keberhasilan menyelesaikan kuliah. Jadi jangan sia-sia kan moment wisuda.
Sekian pengalaman saya dalam menjemput gelar sarjana pertanian semoga dapat menginspirasi.. wasalam...

You Might Also Like

1 komentar

yakubsaroni.blogspot.co.id

Copy Right 2020