Dibalik Layar Wisuda
3:45 PM
Kisah pengerjaan tugas akhir yang diambil dari pengalaman pribadi
Penelitian merupakan
suatu hal yang wajib bagi mahasiswa yang sudah menginjak semester akhir. Banyak
sekali fenomena dikalangan mahasiswa semester akhir yang mungkin kesulitan
membuat tugas akhir nya, banyak trouble
yang berbeda-beda dialami oleh setiap mahasiswa yang mengakibatkan mereka harus
menambah biaya SPP dan harus menambah semesterannya. Padahal secara normal perkuliahan
strata 1 hanya sampai 8 semester saja. Berdasarkan pengalaman dan banyak
informasi yang saya dapatkan dari kakak senior atau pun dosen ditempat saya berkuliah
paling tidak selalu ada setiap angkatan yang harus terlambat meraih
kelulusannya. Termasuk Saya sendiri yang harus menempuh perkuliahan sebanyak 9
semester yang dikarenakan banyak sekali kendala tektek bengek yang dihadapi. Berdasarkan pengalaman itulah saya
bermaksud menuangkannya pada tulisan ini. Mudah-mudahan teman-teman khususnya
fakultas pertanian UMY bisa mendapatkan gambaran untuk mengerjakan skripsi dan
mempersiapkannya secara matang.
Berwacana
Pada waktu itu kalau tidak salah saya
masih menginjak semester 4 dan kebetulan pada semester tersebut ada mata kuliah
metopen, mata kuliah tersebut mewajibkan setiap mahasiswa untuk memiliki topik
yang harus dibuat sebagai judul skripsi. Pada mata kuliah ini kita semua
diwajibkan menyusun sebuah proposal penelitian. Proposal pun saya susun kalau
tidak salah judul proposal waktu itu “Formulasi
Kotoran Cacing dan Lumpur Kolam Sebagai Biodekomposer Pengomposan
Sampah organik Seresah Daun” ini adalah
proposal pertama yang berhasil saya susun sebagai tugas pada matkul metopen. Sebenarnya
setiap proposal yang disusun dianjurkan harus menjadi calon judul tugas akhir
tetapi pada akhirnya judul itu harus kandas lantaran tidak sesuai dengan jalan
fikiran saya ketika menginjak semester 6. Akhirnya ketika ada workshop metopen
di semester 6 saya membawa topik baru yang diajukan dengan judul “Uji Efektifitas Tepung Bulu Ayam Sebagai
Sumber Nitrogen Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (zea mays l.
Saccharata) di Tanah Regosol” hingga akhirnya judul ini lah yang
menghantarkan saya mendapatkan gelar Sarjana Pertanian (S.P.).
Dari
manakah didapatkan judul itu?
Awalnya saya melihat sebuah fenomena
lingkungan sosial yang berada di kampung halaman. pada waktu itu ketika semester
6 saya pulang kampung dan ketika dirumah sempat berdiskusi dengan kakak ipar
soal permasalahan limbah yang berada di kampung halaman. Kebetulan di kampung halaman
masyarakatnya mayoritas berprofesi sebagai pedagang ayam potong bahkan terkenal
dengan sentralnya pedagang ayam potong. Dari semua itu saya melihat fenomena
penanganan limbah ayam potong tersebut yang belum termanfaatkan dan bahkan
mencemari lingkungan, khususnya limbah bulu ayam. Nah dari cerita itu lah saya
mencoba memikirkan bagaimana mengatasi solusi tersebut. Sebelum permasalahan
ini dibawa ke dosen (Pak Mul) saya bercerita terlebih dahulu kepada orang tua
yang kebetulan beliau adalah seorang petani di kampung. Beliau sering
menggunakan limbah bulu ayam untuk dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman pohon
pisang tetapi cara penggunaannya hanya ala kadarnya saja, beliau hanya
menguburnya di sekeliling pohon pisang tersebut. “Kata bapak saya sih limbah bulu ayam ini menunjukan hasil yang baik
pada pertumbuhan pohon pisang”. Dari situlah saya mulai yakin bahwa limbah
bulu ayam ini bisa dimanfaatkan khususnya dalam dunia pertanian.
Pengajuan
Judul Skripsi
Setelah masuk kuliah semester 6 waktu
itu ada workshop metopen yang mewajibkan setiap mahasiswa Agroteknologi seangkatan
saya harus mengajukan judul untuk dijadikan proposal penelitian. Awalnya belum
begitu yakin dengan topik yang didapatkan dari kampung halaman, saya pun
mencoba mengajukan judul dan topik yang berbeda tetapi judul dan topik itu
ditolak oleh dosen (Pak Mulyono). Setelah beberapa saat merenung kembali untuk
memutar fikiran ini dan itu, hingga akhirnya terfikir untuk kembali kepada
topik awal tentang fenomena limbah bulu ayam yang berada di kampung halaman
tersebut. Saya coba mengajukan kembali topik dan judul kepada dosen (pak Mul)
dan tanpa pikir panjang beliau langsung menerima usulan itu dan disuruhnya saya
untuk menceritakan permasalahan limbah bulu ayam tersebut. Kemudian setelah itu
saya diberi sebuah referensi berbahasa inggris yang menunjukan kandungan
Nitrogen limbah bulu sebesar 12 % N. Setelah coba baca-baca referensi tersebut
maka semakin yakin dan tertarik untuk mengolah limbah bulu ayam untuk jadikan
sebuah skripsi.
Kemudian saya coba cari jurnal-jurnal,
artikel, dan buku yang memuat soal limbah bulu ayam. Saya menemukan sebuah
referensi yang menuliskan bahwa limbah bulu ayam yang di olah menjadi tepung
mempunyai kandungan N total sebesar 12%. Dari beberapa referensi semua
mengatakan hal yang sama seperti demikian.
Mulailah saya coba merangkai judul dan
proposal, entah berapa kali bimbingan ke pak Mul untuk menyempurnakan judul dan
proposal yang hingga akhirnya proposal pun selesai dikerjakan dan diseminarkan
dalam seminar proposal penelitian.
Menyusun
Proposal
Menyusun proposal
penelitian merupakan bagian penting dalam mengerjakan skripsi. Jika proposal
kita baik maka hasil skripsi kita pun baik begitupun sebaliknya. Dalam menyusun
proposal berdasarkan pengalaman, paling tidak saya melakukan bimbingan secara
formal sebanyak 9 kali dan bimbingan non formal entah berapa kali tidak terhitung.
Saya melakukan bimbingan proposal mulai dari pertengahan semester 6. Menyusun
proposal ternyata tidak semudah yang dibayangkan,
bahkan menurut saya lebih rumit dalam menyusun proposal dari pada menyusun
hasil dan pembahasan. Proposal skripsi terdiri dari tiga bab yaitu bab I
(Pendahuluan), bab II (Tinjauan pustaka), bab III (Tata cara
penelitian/Metodologi penelitian). Kebetulan penelitian saya menggunakan cara
penelitian kualitatif.
Dalam penyusunan
proposal banyak sekali kendala-kendala yang dialami, mulai dari kekurang fahaman terhadap
konsep dasar penelitian yang mengharuskan saya belajar kembali secara mandiri
matkul metopen. Nah buat kalian yang mau penelitian jangan lupain matkul
metopen ya... karna itu penting baget buat kalian. Jika kalian lupa boleh deh
kalian belajar lagi secara mandiri supaya faham konsep dasar penelitian supaya
tidak seperti apa yang saya alami. Kemudian banyaknya kegiatan yang saya ikuti
diluar kampus menjadi salah satu kendala yang harus dihadapi, so.. jika kalian punya banyak kegiatan
di luar perkuliahan jangan lupa atur waktu kalian seefisien mungkin supaya bisa
beriringan antara nyusun proposal sama kegiatan kalian itu.
Berdasarkan pengalaman
tersebut saya harus menempuh masa penyusunan proposal sampai 1 semester
lamanya. Bagi saya itu adalah waktu yang sangat lama untuk menyusun sebuah
proposal penelitian.
Seminar
Proposal
Saya melaksanakan
seminar proposal sekitar bulan februari 2016 yaitu tepatnya ketika sudah
menginjak semester 8, waktu yang sangat mepet sekali bagi yang ingin mengejar
wisuda di periode pertama (bagi mhs agroteknologi). Biasanya yang melakukan
penelitian kualitatif membutuhkan waktu yang cukup lama, saya sendiri
membutuhkan waktu selama 2 bulan di lapangan untuk proses pengambilan data
hasil penelitian.
Seminar proposal alhamdulilah lancar ramai pesertanya dan
dosennya pun lengkap. Ketika akan seminar proposal hal yang paling ribet
menurut saya menentukan jadwal yang tepat dan pas, karena kita harus
menyesuaikan jadwal dosen pembimbing utama dan pembimping ke-2/pendamping. Hal
yang perlu disiapkan dalam seminar proposal yaitu, waktu, tempat, proposal yang
udah fix, snack box kalo ada. Jangan lupa kita daftar dulu ya di TU Prodi (Pak
Sarwono) setelah daftar nanti kita bakal dikasi berkas-berkas kelengkapan
seminar dari TU Prodi, mulai dari surat undangan sampai form penilaian, jangan
lupa semua itu diberikan kepada dosen pembimbing kita!.
Pada seminar proposal
biasanya banyak sekali kita dapatkan masukan-masukan dari peserta ataupun dosen,
hal ini dapat menyempurnakan proposal kita. Proposal saya juga banyak sekali
mendapatkan masukan dari peserta dan dosen. Berkat masukan tersebut proposal
semakin sempurna, metodologi penelitian ketika itu masih sangat amburadul
ketika mendapatkan banyak masukan dari dosen lalu disempurnakan lah pada
seminar tersebut. Setelah seminar proposal biasanya kita diwajibkan untuk
mengumpulkan proposal hasil revisian pada seminar proposal tersebut, saya
sarankan proposal segera dikumpulkan setelah direvisi dan acc supaya kita tidak punya tanggungan berganda.
Persiapan
Bahan dan Lahan
Ternyata proses
dilapangan/lahan tidak semulus dengan apa yang saya pikirkan banyak sekali kendala-kendala
yang harus dihadapi, mulai dari persiapan lahan, bahan, dan alat. Paling tidak
semua itu menghabiskan waktu selama 2 bulan setelah seminar proposal hanya untuk
persiapan saja. Karena kebetulah bahan yang dibutuhkan yaitu (limbah bulu ayam)
cukup susah untuk diolah menjadi tepung bulu ayam. saya harus memutar otak dan
mencari cara untuk mengolahnya. Karena kebetulan di daerah Yogya tidak ada
mesin penggilingan yang bisa mengolah limbah bulu ayam. Saya cari informasi
dari internet, dari sumber youtube dan website tapi tidak menemukan mesinnya.
Sempat pergi ke fakultas Peternakan UGM, saya mendapatkan informasi bahwa
disana terdapat mesin penggilingannya. Maka saya pun coba berangkat. Tetapi
semua itu tidak membuahkan hasil yang manis. saya datang ke salah satu lab yang
berada di fakultas peternakan UGM waktu itu ditemani kawan (Rizky SA) untuk
menemui laborannya dan coba berkomunikasi dengannya. Kemudian saya ditunjukan
sebuah mesin penggilingan biji terlihat mesin itu sudah agak tua dan jarang
dipakai karna banyak sekali sarang laba-laba didalamnya. Sempat dijanjikan oleh
bapak laboran bahwa mesin tersebut masih bisa dipakai dan jika jadi mengolah
limbah bulu ayam saya disuruh menghubunginya kembali. Tapi apalah daya janji
hanyalah sebatas janji, beberapa kali saya coba menghubungi kembali tetapi
laboran tersebut mengatakan bahwa mesin belum bisa digunakan karena operator
nya sedang sakit akibat kecelakaan dalam bekerja sehingga mesin itu belum bisa
digunakan. Entah berapa kali saya coba hubungi tetapi masih beralasan yang
sama.
Tetapi tidak putus disitu,
saya coba cari cara dan informasi lain untuk bisa mengolah limbah bulu ayam
tersebut. Hingga suatu ketika teringat bahwa saya mempunyai kenalan di suatu
kampung di kulonprogo walaupun dulu belum begitu kenal tetapi saya coba nekat
untuk menemuinya. Kebetulan kampung tersebut pernah saya gunakan untuk kegiatan
DAD IMM FE UMY. Saya pun langsung menemui seorang bapak pemilik sebuah mesin
penepung biji-bijian kebetulan beliau orang nya baik dan mesin yang ia miliki
pun jarang ia gunakan. saya pun mengolah limbah bulu ayam di sana, tetapi
hasilnya tidak sesuai dengan yang harapkan. Bulu ayam yang digiling tidak
hancur menjadi tepung tetapi malah menjadi gumpalan-gumpalan halus seperti
kapas. Dengan hasil gilingan tersebut saya coba konsultasikan ke dosen pembimbing
(Pak Mul) walaupun pada akhirnya pak mul membolehkan hasil yang saya olah untuk
diaplikasikan pada tanaman tapi saya belum merasa puas dengan hasil tersebut.
Oh ya.. sebelumnya saya pernah mencoba mengolah bulu ayam tersebut dengan cara
manual yaitu dengan cara ditumbuk dengan menggunakan batu. Hasilnya memang
berhasil berubah menjadi tepung akan tetapi tidak efisien secara waktu dan
tenaga sehingga saya berfikir untuk mencari cara lain dengan cara seperti apa
yang disebutkan diatas.
Tidak puas dengan itu
saya mencari informasi kembali untuk mencari produk yang sudah menjadi tepung
bulu ayam. ketika itu saya melihat sebuah video di youtube ada sebuah pabrik
dengan mesin penggilingan yang sangat besar sedang melakukan aktifitas
pembuatan tepung bulu ayam, setelah saya coba kepo-kepo komen pada laman komen
videonya didapatkan informasi bahwa lokasi tersebut berada di daerah garut jawa
barat. Dengan spontan saya langsung meminta kontaknya dan menanyai pemiliknya
hingga akhirnya melakukan transaksi jual beli tepung bulu ayam yang sudah jadi
secara online. Kalau tidak salah setelah 2 minggu pemesanan barulah barang
sampai ke kosan, saya memesan tepung bulu ayam sebanyak 5 kg harganya cukup
murah yaitu Rp. 4.500/kg tetapi ditambah biaya pengiriman dan upah pembuatan
pekerja maka saya membayarnya secara total dengan harga Rp. 150.000.
Setelah mendapatkan
kiriman paket bulu ayam tersebut saya coba konsultasikan kembali kepada pak Mul
dan beliau pun menyuruh untuk mengecek kandungan Nitrogen tepung bulu ayam
tersebut di Lab. Setelah di cek ternyata kandungan Nitrogennya cukup tinggi
yaitu sebesar 11,51%. Hingga akhirnya sayapun disuruh untuk mencoba
mengaplikasikannya pada tanaman. Sambil persiapan bahan tersebut juga menyambi
mempersiapkan lahan, jangan sangka gampang ya mempersiapkan lahan, karna
membutuhkan kegigihan dan ketangguhan, apalagi kalo gak ada temen yang bantuin
terpaksa deh kita harus ngerjain sendiri. kebetulan saya cukup banyak teman dan
teman-teman cukup arif. Mereka membantu saya mempersiapkan lahan dengan suka
rela. “Pokoknya terimakasih banyak buat
kawan-kawan yang udah bantuin penelitian. Semoga menjadi amal jariyah atas
tenaga yang telah dikeluarkan. Amiiinn”.
Menanam
di Lapangan/Lahan
Tanaman yang dijadikan
percobaan yaitu tanaman jagung manis varietas sweet boy. Memilih varietas tersebut karena umur nya lebih pendek
dari jagung biasanya. Umur panen untuk varietas tersebut hanya sekitar 65 hari
saja.
Ketika itu saya memulai
menanam sekitar akhir bulai mei 2016 tepatnya tanggal 28 mei 2016 “tepat sehari atau dua hari gitu... sebelum
bulan ramadhan”. Saya menanam dilahan percobaan baru milik fakultas
pertanian UMY. Menanam dengan menggunakan media tanah regosol yang ditempatkan
kedalam polibag dengan ukuran 45x45 cm dengan berat tanah rerata sekitar 14,7
kg/polibag. Saya dapatkan tanah tersebut dari hasil mencangkul di sekitaran
lokasi lahan percobaan karena kebetulan jenis tanahnya regosol. Tidak lupa juga
membuat sungkup dari plastik untuk pelindung tanaman dari hujan dan cuaca
ekstrim. Lahan yang digunakan hanya
sekitar 50 m2.
Menanam dan memelihara
tanaman percobaan harus membutuhkan jiwa yang tangguh dan kesabaran yang tinggi
karena kamu mungkin akan mengalami kejadian-kejadian yang tak terduga, mulai
dari kondisi lahan kalau tiba-tiba lahan kebanjiran kamu harus tetap siaga dengan
lahan percobaanmu, dari cuaca ekstrim yang mungkin terjadi hujan dan badai yang
bisa merusak tanaman dan ekosistem yang mungkin banyak hama dan penyakit yang
menyerang tanaman. Maka tips dari saya kamu harus benar-benar menyayangi
tanaman percobaanmu sebisa mungkin kamu perhatikan dan pelihara baik-baik dan
kalau bisa kamu tengokin setiap hari. Sesuai dengan apa yang dialami selama
dilapangan saya mendadak menjadi orang yang rajin nongkrong di sawah, paling
tidak jika senggang setiap hari saya pergi ke lahan hanya untuk melihat-lihat
tanaman dan mewajibkan diri untuk pergi ke lahan setiap 2 hari sekali untuk
menyiram tanaman.
Cobaan dan rintangan dihadapi
selama proses penanaman dan pemeliharaan. Mulai dari tanaman mati sehingga
harus menyulamnya dan tanaman terkena hama penyakit sehingga harus menyemprot
dan mencabutnya supaya tidak menular pada tanaman lainnya sampai pernah suatu
ketika sungkup pelindung tanaman ambruk sebagian lantaran terkena hujan angin
yang mengakibatkan beberapa tanaman jagung rusak karena tertimpa sungkup. Tetapi
berkat kesabaran dan kegigihan maka “habis
gelap terbitlah terang” semua itu alhamdulillah
dapat dihadapi hingga akhirnya saya memanen tanaman jagung tersebut. Setelah
dipanen tanaman harus dianalisis mulai dari akar sampai ujung tanaman di
laboratorium penelitian fakultas pertanian UMY, dengan tetek bengek parameter penelitian yang saya buat.
Alhamdulillah
semua itu dihadapi dengan sangat bersahaja berkat bantuan teman-teman
seperjuangan (Imam Susila, Eko, Badra,
Udin, Teguh, dll). Data hasil
penelitian pun sudah berada ditangan, maka setelah itu tinggal menulis hasil
dan pembahasan.
Menyusun
Pembahasan (BAB IV)
Menurut saya menyusun
Hasil dan Pembahasan (BAB IV) tidak sesulit dan segigih ketika menyusun
proposal dan ketika proses di lapangan. Yang perlu kita siapkan hanya waktu dan
tempat yang sunyi untuk merangkai kata demi kata. Kenapa tidak sulit? Karena
jika kita sudah terbiasa menulis, banyak membaca jurnal dan skripsi orang lain
maka kita tidak akan menghadapi kesulitan sedikitpun untuk menyusun BAB IV. Kenapa
demikian? Karena secara materi kita sudah memiliki data hasil penelitian dengan
data tersebut lah sebagai bahan kita untuk merangkai kata-kata manis nan
bijak.. tapi jangan seperti pujangga ya nyusun kata-katanya...! karena bentuk
tulisan dalam skripsi harus menggunakan tutur bahasa ilmiah. Maka mulai dari
sekarang coba deh kalian berlatih merangkai kata-kata seilmiah mungkin.
Untuk penyusunan bab IV
ini paling tidak membutuhkan waktu selama 10 hari saja itu sudah termasuk
menganalisis data dan layouting page
skripsi. 10 hari itu tidak saya habiskan hanya untuk skripsi..! saya
mengerjakan skripsi hanya pada malam hari saja. Karena menurut saya waktu yang
paling efektif mengerjakan skripsi yaitu pada malam hari. Kalian juga harus
rela bergadang setiap hari untuk menghasilkan karya tulis ilmiah alias skripsi
yang maksimal dan memuaskan.
Setelah selesai
mengerjakan semuanya kemudian bimbingan kepada pak Mul (dosen pembimbing utama
saya). Sampai beberapa kali saya mondar-mandir bimbingan pada dosen pembimbing
utama dan pendamping hingga sampai lah tahap finishing penyusunan laporan. Kemudian dibawa hasil tersebut pada
seminar hasil penelitian.
Seminar
Hasil Penelitian
Seminar hasil
penelitian merupakan tahap hampir akhir (Near
ending process) dalam perjalanan menjemput kelulusan. Ketika seminar hasil
beruntunglah karena waktu itu saya melaksanakan seminar bersama taman (Novia
Utami) yang kebetulan dia juga satu bimbingan dosen utama maupun pendamping.
Berkat hal ini paling tidak saya punya partner
untuk mempersiapkan seminar mulai dari persiapan tempat, nasi kotak,
mengundang dosen dan mahasiswa.
Sebelum seminar hasil
jangan lupa mendaftar terlebih dahulu ke TU Prodi (Pak Sarwono) pengurusannya
sama persis seperti seminar proposal jadi tidak perlu saya ceritakan lagi..!
pada seminar hasil kali ini jumlah peserta cukup banyak, hal ini karena undangan
disebar pada media sosial kepada teman-teman kuliah dan organisasi, nah supaya
tidak sepi peserta seminar temen-temen harus pinter-pinter ngundang mahasiswa..!
supaya seminarnya ramai dan tidak garing..
Seminar hasil
berlangsung lancar dengan membuat forum panel dengan teman, jadi gantian deh
saat saya sedang menyampaikan materi dia jadi operator begitu pun sebaliknya. Ini
menjadi salah satu keuntungan jika ngajak temen untuk seminar bareng karena
kita bisa saling melengkapi satu sama lain, bisa saling bantu menjawab pertananyaan
yang kita kurang faham. Pokoknya saya sarankan jikalau mau seminar mending
ngajak temen untuk seminar bareng. Tapi kalo pun gak ada temen ya gak usah
nunggu temen untuk kita ajak ntar malah kelamaan.. sendiripun tak masalah kalau
kita sanggup nyiapin segala tektek bengek
nya. Seminar hasil penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 september 2016 tepat
ketika menginjak semester 9. Durasi waktu seminar pun tak begitu lama kurang
lebih sekirat 2 jam saja itu sudah termasuk diskusi panel.
Dari seminar hasil tersebut
tidak begitu banyak mendapatkan masukan yang cukup berarti yang dikarenakan
semua materi sudah saya persiapkan dengan matang sebelumnya. Untuk mematangkan
materi temen-temen harus sering-sering bimbingan dengan dosen pembimbing, harus
rajin ketemu kalau bisa setiap hari karena biasanya kebanyakan mahasiswa sulit
untuk menghadapi dosennya dan bahkan untuk janjian bimbingan pun tak mampu.
Saya sarankan juga sebelum kalian mau mengajukan judul skripsi kalian cari
dosen yang sekiranya enak dan nyambung kalau kalian ajak berdiskusi atau bahkan
bisa kalian ajak curhat. Jangan maksain ingin sama dosen tertentu kalau kalian
gak bener-bener kenal dengan dosen tersebut supaya dalam perjalanan pengerjaan
skripsi bisa berjalan dengan lancar.
Sidang
Pendadaran
Sidang pendadaran
adalah hal yang paling menentukan kelulusan, tapi beruntunglah kalian bagi yang
kuliah di fakultas pertanian UMY karena kalian sudah ditempa sebelumnya pada
seminar hasil penelitian sehingga kalian hanya tinggal mengulanginya kembali
persis seperti seminar hasil. Tetapi yang membuat beda kita akan dihadapkan
dengan tiga dosen sekaligus yang terdiri dari dosen pembimbing utama,
pendamping, dan dosen penguji. Tapi jangan anggap sidang pendadaran itu sangar
atau angker sehingga bisa bikin copot jantung.. saya yakinkan kalian pasti
bakalan lulus kok..! asalkan kalian persiapkan semuanya mulai dari pemberkasan,
menyempurnakan naskah skripsi sampai persiapan materi dalam bentuk power point. Kemudian pakailah pakaian
formal, seperti kemeja putih pakai dasi, celana kain hitam dan sepatu pentopel
hitam supaya terlihat rapi dan meyakinkan penguji.
Pada sidang pendadaran
yang saya alami alhamdulillah diberi
kemudahan untuk menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh
setiap dosen penguji. Pertanyaan yang dilontarkan tidak jauh dari isi materi
skripsi. Jadi saya sarankan kalian harus memahami sedalam mungkin isi materi
skripsi kalian sebelum ujian pendadaran insya
alloh jika kalian menguasainya maka akan kalian dapatkan kemudahan untuk
menghadapi serangan pertanyaan dari penguji skripsi kalian.
Sidang berlangsung
selama 1,5 jam, waktu itu dimulai pada jam 15.30 dan berakhir jam 17.00 WIB.
Pada tanggal 1 November 2016 di ruang ATC (Agriculture Training Center) dengan
dewan penguji skripsi yaitu pembimbing utama (Ir. Mulyono, M.P.) pembimbing
pendamping (Ir. Hariyono, M.P.) dan anggota penguji (Dr. Ir. Gatot Supangkat,
M.P.). semua dosen memberikan pertanyaan sesuai dengan porsi dan kapasitasnya
dan tentunya tidak lepas dari isi materi skripsi yang diujikan.
Setelah berakhir proses
sidang, kemudian saya disuruh untuk keluar sejenak untuk menunggu hasil keputusan
dosen dari hasil sidang tersebut. Hanya menunggu beberapa menit saja saya pun
dipanggil kembali ke dalam ruangan dan kemudian dosen memberitahukan hasil
sidang yang menyatakan bahwa saya telah lulus dalam ujian akhir/sidang
pendadaran. Dosen-dosen pun menyalami dan memberikan selamat. Alangkah
bahagianya saat dosen memberikan selamat dan menyalami. Dari situ lah
perjuangan berakhir dan memuahkan hasil. Tapi setelah itu saya harus menyempurnakan
kembali naskah skripsi karena banyak sekali masukan-masukan ketika ujian
pendadaran. Setelah beberapa kali perbaikan cara penulisan, layout dan lain-lain berselang waktu 2
bulan barulah saya mencetak skripsi sekaligus menjilidnya kemudian dikumpulkan
ke masing-masing tempat yaitu ke setiap dosen pembimbing, perpus UMY dan ruang
referensi FP UMY dan juga mengumpulkan soft
file yang diburning dalam CD.
Pada selang waktu 2
bulan tersebut saya juga melakukan pendaftaran yudisium. Ngurusin berkas
yudisium cukup merepotkan karena banyaknya berkas yang harus dikumpulkan ke TU
mulai dari blangko pendaftaran wisuda, surat bebas perpus DIY, surat bebas
perpus UMY, Syahadah baca Alquran, sertifikat toefl, slip pembayaran ujian,
foto copy ijazah SMA (legalisi), foto copy akte kelahiran (legalisir). Alhamdulillah semua berkas dapat dikumpulkan
tepat pada waktunya. Disarankan sebelum ujian kalian persiapkan semua
berkas-berkas tersebut supaya ketika mau daftar yudisium kalian tidak kewalahan
untuk mengumpulkan semua berkas tersebut.
Yudisium
dan Wisuda
Saat yang paling
menyenangkan selama perjuangan mengerjakan skripsi adalah saat yudisium dan
wisuda. Yudisium yaitu acara pelulusan yang dilaksanakan oleh setiap fakultas.
Ketika yudisium biasanya kita diberi surat keterangan lulus sarjana. Di acara
tersebut hanya berisi pengumuman predikat kelulusan dan maaf-maafan dari dosen
dan mahasiswa karena ini awal dari perpisahan kita.. ketika itu jumlah peserta
yudisium Agroteknologi hanya berjumlah 20 orang saja tidak begitu banyak karena
ini adalah yudisium di periode ke 2 wisuda. Biasanya prodi membuka waktu
yudisium setiap bulan jika ada mahasiswa yang hendak lulus. Dulu sempat
terfikir untuk melaksanakan yudisium duluan dari teman-teman tetapi saya fikir
lagi rasanya kurang asik jika yudisium hanya bersedikit saja. Hingga akhirnya
ikut yudisium pada tanggal 6 januari 2017 bersama teman-teman seangkatan yang
lulus diperiode ini. Paska yudisium kita sempat foto bersama.
Pada tanggal 11
februari 2017 barulah wisuda, ini merupakan hari yang sangat bersejarah menurut
saya karena hanya sekali dalam seumur hidup. Jumlah wisudawan pada periode ini
berjumlah 944 orang dari semua jurusan dan program. Yaitu 30 dari program
vokasi, 824 S-1, 85 S-2, dan 5 dari S-3. Kebanggaan saat wisuda yaitu ketika
kita dilihat oleh orang tua kita atas keberhasilan menyelesaikan kuliah. Jadi
jangan sia-sia kan moment wisuda.
Sekian pengalaman saya
dalam menjemput gelar sarjana pertanian semoga dapat menginspirasi.. wasalam...
1 komentar
I see every moment you made
ReplyDelete