AGROEKOSISTEM SAWAH
9:47 PM
LAPORAN
OBSERVASI
AGROEKOSISTEM
SAWAH
Disusun
Oleh :
Yakub
Saroni 20120210104
FAKULTAS
PERTANIAN
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2013
I.
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Ekosistem
sawah merupakan ekosistem yang mencirikan ekosistem pertanian sederhana dan
monokultur berdasarkan atas komunitas tanaman dan pemilihan vegetasinya. Selain
itu ekosistem yang berada di sawah bukanlah ekosistem alami, akan tetapi sudah
berubah sehingga akan sangat rentan terjadi ledakan suatu populasi di daerah
tersebut.
Terdapat
dua jenis ekosistem dilihat dari campur tangan manusia dalam ekosistem itu yaitu
ekosistem alami dan ekosistem binaan.
Ekosistem
alami merupakan suatu bentuk ekosistem yang belum mendapat campur tangan dari
manusia sehingga struktur dan siklus yang terjadi berbeda dengan ekosistem
binaan. Misalnya saja, pada ekosistem binaan, manusia akan melakukan pemuliaan
terhadap tanaman yang dinilai produktivitasnya kurang. Meskipun demikian, masih
terdapat beberapa ciri dari ekosistem yang dapat ditemukan dikedua jenis
ekosistem seperti komponen ekosistem, aliran energi, materi dan informasi,
jaring-jaring makanan dan sebagainya. Ciri-ciri tersebut melahirkan sifat
ekosistem bersangkutan yang terdiri atas produktivitas (productivity),
kebertahanan (stability), kemerataan (equitability), dan keberlanjutan
(sustainability). Ekosistem alami mempunyai produktivitas rendah sampai sedang,
stabilitas sedang sampai tinggi, serta kemerataan dan keberlanjutan yang
tinggi. Sedangkan, ekosistem binaan (agroekosistem) mempunyai produktivitas
rendah sampai tinggi, kebertahanan rendah sampai sedang, kemerataan rendah
sampai sedang, dan keberlanjutan rendah sampai sedang.
Ekosistem
binaan yang ada di sekitar kita sangatlah beragam seperti sawah, ladang
palawija, tegalan (lahan kering), perkarangan, sistem surjan, dan lahan
berpasir pantai. Salah satu ekosistem binaan yang kita ketahui dan kita kenal
sejak lama yakni ekosistem sawah. Sawah merupakan suatu bentuk lahan pertanian
yang secara fisik berpermukaan rata dan dibatasi oleh pematang. Mayoritas
masyarakat Indonesia menggunakan sawah untuk bercocok tanam padi.
II.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Observasi
1. Keadaan umum
Lahan
pertanian yang berupa sawah dapat dengan mudah ditemukan disekitar kita. Salah
satunya dapat kita temukan di Desa Mbangunjiwo, Bantul. Masyarakat di sana
mengandalkan sawahnya hanya untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dan
tidak menjadikannya sebagai sumber pendapatan utama. Salah satu penyebabnya
dikarenakan luas sawah yang mereka miliki tidak terlalu luas dan juga hal ini telah
turun menurun diwariskan oleh generasi terdahulu.
Sawah
yang ada di sana memiliki luasan ± 200 cm2, 300 cm2 dan
700 cm2. Dalam jangka waktu satu tahun, sawah ditanami padi sebanyak
dua kali dan satu kali ditanami dengan tanaman palawija. Hal ini dilakukan
petani untuk mengurangi hama tikus yang menyerang sawah yang ada di sana.
Selain tikus, hama yang sering menyerang sawah adalah ulat kecil atau petani
setempat menyebutnya dengan “sendek”. Selama musim penghujan tentu saja sawah
ditanami dengan padi namun pada saat musim kemarau petani biasanya menanam
palawija dan jagung. Padi yang sering ditanam adalah padi jenis in pari 13,
cehera dan padi 64. Dari beberapa jenis padi yang ditanam tersebut jenis padi
64 yang menurut petani memberikan hasil yang paling bagus dibanding jenis padi
yang lain. Untuk mendapatkan hasil yang bagus, maka petani memberikan pupuk.
Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organik maupun pupuk kimia. Namun
menurut petani penggunaan pupuk kimia akan memberikan hasil yang lebih maksimal
bagi hasil panen nantinya dibanding dengan menggunakan pupuk organik.
2. Interaksi Antar Komponen
a. Komponen Ekosistem
Ekosistem
secara umum terdiri dari dua komponen dasar, yaitu komponen biotik dan komponen
abiotik, dimana kedua komponen tersebut saling berhubungan dan berkaitan. Dalam
ekosistem sawah ini tentu juga terdapat kedua komponen tersebut. Berikut
merupakan komponen-komponen biotik dan abiotik yang terdapat di sana :
· Komponen biotik
Komponen
biotik merupakan komponen yang terdiri dari makhluk hidup yang secara langsung
maupun tidak langsung berhubungan atau berinteraksi dengan komponen lainnya,
baik dengan komponen biotik lain maupun dengan komponen abiotik. Komponen
biotik yang secara umum dapat kita temui pada agroekosistem sawah yakni
manusia, tanaman padi, tanaman palawija, tanaman jagung, Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT), burung dan masih banyak lagi. Sedang komponen-komponen biotik
yang ada dan ditemui pada agroekosistem sawah tersebut yaitu tanaman produksi
(padi, jagung,palawija), organisme pengganggu (kupu-kupu, capung, tikus) dan
manusia.Masing-masing dari komponen biotik yang ada di sana pun akan memberikan
pengaruh dan dampak bagi berjalannya siklus energi yang ada dalam sawah.
· Komponen abiotik
Komponen
abiotik merupakan komponen yang berkebalikan dengan komponen biotik. Komponen
ini terdiri dari sesuatu yang tak hidup dan merupakan bagian dari alam yang
turut mempengaruhi berjalannya siklus energi yang ada di sawah. Komponen
abiotik yang berada di sawah yakni cahaya matahari, air, tanah, dan udara. Masing-masing
komponen tersebut sangat penting bagi keberlangsungan siklus hidup yang ada di
sawah.
b. Interaksi Antar Komponen
Ekologi
merupakan aliran energi siklus nutrisi yang akan terus bergulir. Maksudnya
yaitu energi yang berasal dari matahari mengalir menuju tanaman, yang berguna
untuk pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tersebut nantinya akan menghasilkan nutrisi
yang disimpan dalam hasil produksi masing-masing tanaman.Ekosistem merupakan
keterkaitan atau interaksi antarkomponen dalam suatu lingkungan tertentu begitu
pula yang terjadi pada agroekosistem sawah.Komponen biotik dan komponen abiotik
saling berinteraksi pada lingkungan sawah baik interaksi yang menguntungkan
kedua belah pihak maupun interaksi yang hanya menguntungkan salah satu pihak
atau satu komponen saja.
· Interaksi antar komponen biotik
Komponen
biotik yang satu dengan komponen biotik yang lain saling berhubungan atau
saling berinteraksi membentuk suatu siklus energi yang kita temui dan kita
nikmati setiap harinya. Misalnya interaksi antara manusia dengan tanaman padi.
Interaksi yang terjadi tersebut merupakan sebuah bentuk interaksi yang saling
menguntungkan. Manusia membantu padi untuk meningkatkan jumlah produksinya
dengan memberi pupuk, melakukan pemberantasan OPT, mengolah lahan dengan baik
dan masih banyak lagi. Sedang sebagai timbal
baliknya padi atau jenis tanaman lain yang ditanam akan menghasilkan jumlah
produksi yang sepadan dengan apa yang telah diusahakan para petani sebelumnya.
Selain manusia dengan tanaman produksi seperti padi, terjadi pula interaksi
antara tanaman produksi dengan OPT. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) sesuai
dengan namanya akan mengganggu dan bersifat kompetitif terhadap tanaman
produksi. OPT yang dapat kita temui dalam agroekosistem sawah ini adalah tikus,
ulat kecil, gulma seperti rumput liar. Setiap OPT itu pun memiliki bentuk
penanganan yang berbeda-beda untuk membasminya. Penanganan OPT ini dilakukan
oleh manusia agar tanaman produksi tidak terganggu pertumbuhan dan
perkembangannya.
·
Interaksi
antar komponen abiotik
Komponen
abiotik merupakan komponen dasar yang membentuk suatu ekosistem, khususnya pada
agroekosistem sawah yang menjadi tempat observasi. Interaksi yang terjadi antar
komponen biotik ini dapat kita lihat dari interaksi antara tanah dengan air,
tanah dengan sinar matahari, air dengan sinar matahari dan beberapa bentuk
interaksi lain. Interaksi antara tanah dengan air merupakan salah satu bentuk
kerjasama yang menguntungkan sebab tanah sangat membutuhkan air terlebih lagi
keadaan tanah sawah itu harus selalu tergenang air.
· Interaksi antara komponen biotik dan
abiotik
Interaksi
antara komponen biotik dan abiotik di sawah dapat kita lihat dari interaksi
antara tanah dengan tanaman produksi. Tanah merupakan media tanam yang penting
di sawah sebab tanaman produksi seperti padi, palawija dan beberapa jenis
sayuran membutuhkan unsur hara yang terdapat di dalam tanah. Selain membutuhkan
tanah, tanaman produksi juga membutuhkan air agar siklus hidup atau metabolisme
yang ada di dalam tubuh tanaman tetap berjalan. Tanaman-tanaman tersebut juga sangat
membutuhkan sinar matahari dalam proses fotosintesis. Sebab tanpa sinar
matahari, tanaman tidak akan dapat berfotosintesis dan menghasilkan energi.
B.
Siklus
ekosistem sawah
a. Padi
Padi
merupakan sumber energi utama dalam ekosistem sawah, sehingga berperan sebagai
produsen. Habitat dari padi adalah rawa (ladang berair). Relungnya adalah di
tanah yang berair atau lumpur.
b. Belalang
Belalang menduduki posisi
konsumen tingkat satu pada ekosistem sawah karena belalang memakan tanaman
padi. Habitatnya adalah di sawah dan relungnya adalah di tanaman padi dan
rumput. Selain sebagai konsumen tingkat satu belalang juga menjadi sumber
energi bagi predatornya, misalnya katak. Olehkarena itu belalang juga membantu
dalam menjaga keseimbangan antarorganisme yang ada di sawah sehingga tidak
terjadi ledakan populasi.
c. Katak
Katak
berperan sebagai konsumen sekunder atau konsumen tingkat kedua. Habitatnya
adalah di tempat yang lembab. Relungnya adalah di atas tanah, rerumputan atau
celah di pematang sawah atau tebing saluran air.
d. Ular
Ular
merupakan konsumen tingkat 3 di sawah. Habitat dari ular adalah sawah sedangkan
relungnya adalah di dalam tanah. Bila masih banyak ular di sawah dan ladang,
kita tidak usah berburu tikus karena mereka akan bisa membunuh sekitar 10.000
ekor tikus setahun. Peran ular ini sangat membantu, karena dapat menekan jumlah
populasi tikus yang menyerang padi.
e. Gulama
Sama seperti tanaman padi,
gulma juga berperan sebagai produsen. Habitat dari gulma adalah ladang atau
persawahan. Sedangkan relungnya adalah di tanah yang berair atau lumpur.
Keberadaan gulma dapat menurunkan
produksi tanaman, karena mereka mengganggu proses pertumbuhan tanaman padi
dengan kompetisi.
f. Dekomposer
Dekomposer
disebut juga perombak (pengurai), yaitu organisme
yang bertugas merombak sisa-sisa organisme lain untuk memperoleh
makanannya. Habitat dari organisme
pengurai ini adalah sawah, sedangkan relungnya adalah di dalam tanah.
g. Tanah
Meskipun tanah merupakan komponen abiotik, namun
peranannya sangat penting bagi ekosistem sawah karena tanah mendukung kehidupan
tumbuhan
dengan menyediakan hara
dan air
sekaligus sebagai penopang akar.
Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar
untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat
hidup berbagai mikroorganisme.
h. Air
Air adalah senyawa
yang penting bagi semua bentuk kehidupan.
Dalam ekosistem sawah, air berperan dalam memberikan nutrisi terlarut dalam
bentuk cairan yang diserap oleh makhluk hidup. Semua komponen biotik yang ada
di sawah tidak akan dapat hidup tanpa mengkonsumsi air, karena sebagian besar
penyusun tubuh makhluk hidup adalah air. Oleh karenanya air memiliki fungsi
yang sangat penting.
i.
Cahaya
Matahari
Cahaya
matahari adalah sumber utama kehidupan. Tanpa adanya cahaya matahari tanaman
tidak dapat melakukan fotosintesis, sehingga rantai makanan akan terputus
karena konsumen tidak bisa mendapatkan sumber makanan utama.
C. Komponen Dasar Agroekologi Sawah
Dalam
agroekologi, suatu sistem pertanian harus memiliki 4 komponen dasar agroekologi
agar nantinya sistem pertanian tersebut dapat dikatakan baik dan layak. Keempat
komponen dasar tersebut yakni produktivitas (productivity),
kebertahanan (stability), kemerataan (equitability), dan keberlanjutan
(sustainability). Masing-masing komponen memegang peran yang penting dan
berbeda-beda untuk menilai sistem pertanian yang diamati. Pada ekosistem sawah
ini juga terdapat 4 komponen dasar tersebut yang akan dianalisis sebagai
berikut :
a. Productivity (Produktivitas)
Productivity
(produktivitas) merupakan salah satu dari komponen dasar yang berguna untuk
mengukur kemampuan lahan untuk menghasilkan hasil per satuan luas. Sawah
memiliki produktivitas yang lebih tinggi dibanding dengan ladang palawija pada
luasan yang sama. Tetapi terdapat pula pada suatu luasan lahan sawah yang
ditanami padi berdampingan dengan tanaman sayuran seperti kangkung. Hal ini
dikarenakan menurut petani dengan berdampingan seperti itu akan meningkatkan
produktivitas mereka. Tanaman sayuran akan cepat dipanen tidak seperti padi
yang membutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan. Dengan siklus yang seperti itu,
maka petani dalam jangka waktu yang lebih pendek akan terus mendapatkan hasil
dari lahan sawah yang mereka miliki.
b. Stability (Kebertahanan)
Stability
(kebertahanan) merupakan salah satu
komponen dasar agroekologi yang digunakan untuk memprediksi hasil dari suatu
sistem pertanian yang nantinya berguna untuk mengambil kebijakan-kebijakan yang
sekiranya diperlukan. Kestabilanproduksisawahditentukanoleh
proses penanamandanperawatan yang baiksertakondisilahan yang
tidakselaluberubahsehinggakestabilanakanlebihterkendali. Makadariituuntukmenjagakestabilanproduksipetanimelakukanmetodemenggantitanamantiapduamusimsekalidanmenyesuaikantanaman
yang ditanamdenganmusim yang
sedangterjadiuntukmencegahkemerosotanhasilproduksi.
c. Equitability (Kemerataan)
Equitability
(kemerataan) merupakan komponen yang menunjukkan distribusi antara produsen dengan konsumen.
Maksudnya adalah bagaimana suatu sistem pertanian dapat diterima oleh semua
lapisan penggerak pertanian. Dalam pembahasan mengenai sawah ini tentu kita
tahu bahwa sistem ini merupakan salah satu sistem pertanian andalan bagi
sebagian besar masyarakat Indonesia khususnya bagi masyarakat Indonesia yang
berada di Pulau Jawa.
Sawah
tentu sudah menjadi satu bagian penting dari sekian banyak sistem pertanian
yang banyak dimiliki dan dikelola oleh masyarakat.Dari segi pemeliharaan pun,
sawah merupakan salah satu sistem pertanian yang pola pemeliharaannya telah
dipahami dan dikenal masyarakat sehingga mudah untuk menanganinya. Meskipun
mungkin akan lebih sulit dibanding dengan pekarangan. Apabila di pekarangan
biasanya masyarakat tidak melakukan banyak perawatan terhadap tanaman yang
mereka tanam meski beberapa pemilik pekarangan tetap melakukan perawatan
maksimal terhadap lahan pekarangannya.
d. Sustainability (Keberlanjutan)
Keberlanjutan
disini merupakan kemampuan bertahan suatu agroekosistem dalam jangka waktu yang
panjang atau juga dapat dikatakan kemampuan suatu lahan untuk bertahan dalam
jangka waktu yang lama. Pada ekosistem sawah, keberlanjutan sistem ini sekarang
masih mungkin berlanjut mengingat kebutuhan pangan (beras) yang cukup tinggi.
Apabila sawah yang ada di Indonesia semakin lama semakin tergerus dan menjadi pemukiman
atau perumahan maka keberlanjutan sawah tentu menjadi terancam. Tetapi apabila
petani dan seluruh komponen masyarakat mau menyadari betapa pentingnya
keberadaan sawah mungkin tidak akan ada lagi pengurangan luas lahan sawah yang
ada saat ini dan mungkin lebih baik lagi terjadi penambahan lahan dalam bentuk
fisik yang lain.
Namun
untuk hasil observasi sawah yang telah dilakukan kemarin, petani mengatakan
bahwa sawah yang mereka miliki akan tetap bertahan.Sebab menurut penuturan
mereka apabila sawah mereka dijual maka setelah itu mereka tidak akan memiliki
sumber pemenuhan kebutuhan secara berkala lagi. Namun untuk mempertahankan
produktivitas lahan sawah tersebut maka petani dibantu dengan dinas terkait
perlu melakukan berbagai tindakan atau langkah teknis agar lahan tersebut tidak
mengalami penurunan jumlah produksi. Misalnya saja dilakukan peremajaan lahan
agar tanah tidak jenuh. Selain itu juga dapat dilakukan pergiliran tanaman,
seperti pada musim hujan ditanami dengan padi dan pada musim kering ditanami
dengan tanaman palawija. Hal ini telah dilakukan petani di desa Mbangunjiwo
tersebut.
D.
Perbandingandengan system lain
a.
Sawahdenganladangpalawija
Produktivitassawahtidaksselalu di
pengaruhiolehiklimsaja. Karenateksturtanah yang
dominanlempungdapatmenunjangkeberlangsunganpertumbuhantanamansehinggaproduktivitasmudah
di kendalikan. Sedangkanproduktivitas dari
ladang palawija sangat produktif pada saat musim penghujan. Curah hujan sangat
berpengaruh terhadap hasil pertanian. Suplai air tersedia selama masa
pertumbuhan tanaman. Produksi dari ladang palawija dapat di tentukan
berdasarkan iklimnya.
b.
Sawahdengantegalan
System
tegalankebanyakanmenggantungkanpengairanhanyapada air hujan yang
dikarenakantanah yang di tinggikan.
Tetapisawahtidakhanyamengandalkanpadahujansaja,
dikarenakanlahansawahbiasanyadilengkapidenganirigasi air.
c.
Sawahdengansurjan
System
surjanmembutuhkanporisumuruntukmenampung / sebagaisumber air, danbentuklahan
yang tidak rata.
Sedangkansawahtidakmemerlukanporisumurkarenapengairansudahadapengirigasian,
sertakondisilahan yang merata/landai.
III.
KESIMPULAN
Dari
hasilobservasilahansawah yang di lakukan di daerahMbangunjiwo,
Bantul, sawah yang ada di sana
memiliki luasan ± 200 m2, 300 m2 dan 700 m2danmemilikiekosistemsawah yang beragam.
Ekosistemsawah
di pengaruhiolehduakomponen, yaitubiotikdanabiotik. Dari keduakomponeninimasing-masingmempunyaiunsur-unsurdiantaranya:
a.
Komponenbiotik
Komponen
biotik yang secara umum dapat kita temui pada agroekosistem sawah yakni
manusia, tanaman padi, tanaman palawija, tanaman jagung, Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT), burung dan masih banyak lagi.
Sedang
komponen-komponen biotik yang ada dan ditemui pada agroekosistem sawah tersebut
yaitu tanaman produksi (padi, jagung,palawija), organisme pengganggu
(kupu-kupu, capung, tikus) dan manusia.
b.
Komponeabiotik
Komponen
ini terdiri dari sesuatu yang tak hidup dan merupakan bagian dari alam yang
turut mempengaruhi berjalannya siklus energi yang ada di sawah. Komponen
abiotik yang berada di sawah yakni cahaya matahari, air, tanah, dan udara.
Dari
semuakomponeniniselaluberinteraksi, baikbiotikdenganbiotik,
abiotikdenganabiotik, danbiotikdenganabiotik. Ada yang
salingmenguntungkandanadajuga yang merugikansalahsatupihak.
IV.
DAFTAR
PUSTAKA
Tohir,
K.A. 1991. Usaha Tani Indonesia.
Rineka Cipta. Jakarta
Prayitno,
D. 1997. Karakterisasi Agroekosistem Zone. Departemen Pertanian. Yogyakarta
Amril,
R. 2012. Ekosistem Sawah. http://reizkyamril.blogspot.com/2012/10/ekosistem-sawah.html.
Diakses tanggal 8 Maret 2013
Lopes,
Y. F. 2011. Analisis Agroekosistem Padi
Sawah. http://aranthasclub1.blogspot.com/2011/03/analisis-agro-ekosistem-padi-sawah.html.
Diakses tanggal 8 Maret 2013
1 komentar
sawah adalah sumber makanan Indonesia, pangan negara kita sangat tergantung dari saawh
ReplyDeletecara kredit kur BNI
Cara daftar Stroomnet PLN
Warnet Game Online
damai indonesiaku, maju Indonesiaku
Salam admin warnetgea